Minggu, 28 April 2013

Keberhasilan Kurikulum 2013

Sedikitnya ada dua faktor besar dalam ke­ berhasilan kurikulum 2013. Pertama, penen­tu, yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependi­dik­an (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari tiga unsur; (i) ketersediaan buku sebagai ba­han ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pem­bentuk kurikulum; (ii) penguatan peran pemerintah da­am pembinaan dan penga­wasan; dan (iii) penguatan ma­naj­emen dan budaya sekolah.
iklan5-skema2
iklan5-skema1
Berkait dengan faktor perta­ma, Kemdikbud sudah mende­sain­­ strategi penyiapan guru se­­bagaimana digambarkan pa­da skema penyiapan guru yang me­ibatkan tim pengembang kurikulum di tingkat pusat; instruktur diklat terdiri atas unsur dinas pendidikan, dosen, widya­swara, guru inti, pengawas, ke­­pala sekolah; guru uta­ma me­iputi guru inti, penga­was, dan kepala sekolah; dan guru mereka terdiri atas guru kelas, guru mata pelajaran SD, SMP, SMA, SMK.
Pada diri guru, sedikitnya ada empat aspek yang harus di­beri perhatian khusus dalam rencana implementasi dan ke­terlaksanaan kurikulum 2013, yaitu kompetensi pedagogi; kompetensi akademik (keilmuan); kompetensi sosial; dan kompetensi manajerial atau kepemimpinan. Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemung­kinan terjadinya perubahan.
Kesiapan guru lebih penting­ daripada pengembangan kuri­kulum 2013. Kenapa guru menjadi penting? Karena dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,­ dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah mene­rima materi pembelajaran.
iklan5-gbr1
Melalui empat tujuan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Disinilah guru berperan be­sar di dalam mengimplementa­sikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cer­das tapi juga adaptip terhadap perubahan.

Sumber : kemendiknas

Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pembelajaran 2013/2014



Berikut adalah Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pembelajaran 2013/2014 sebagai petunjuk teknis dan acuan dalam rangka  pelaksanaan penerimaan peserta didik baru pada RA, MI, MTs, dan MA di lingkungan Kementerian Agama.
Sumber : Mapenda Jatim

Selasa, 16 April 2013

PEMBELAJARAN TEMATIK

LAPORAN HASIL WORKSHOP  PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN TEMATIK GURU RA/MI SE-JAWA TIMUR
DI HOTEL YUSRO JOMBANG
21-23 JUNI 2012
OLEH : IMAM BUKHORI, S.Pd.I (PESERTA KAB. MOJOKERTO)


A.    Latar Belakang Pembelajaran Tematik
1.      Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga pembelajarannya masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialaminya
2.      Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD  kelas I – III yang terpisah untuk setiap mata pelajaran, akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik

B.     Konsep Pembelajaran Tematik
Pada dasarnya Pembelajaran Tematik adalah penerapan dan pembelajaran terpadu, maka dari itu agar kita tidak kebingungan untuk mempelajari Pembelajaran Tematik, kita terlebih dahulu akan membahas Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkan dengan konsep lain yang mereka pahami. (Ujang Sukandi, dkk. 2001 dalam Triyanto : 2007).  Penggabungan beberapa bidang studi disini bukanlah menyajikan materi satu persatu pada setiap mata pelajaran, akan tetapi menyajikan beberapa bidang studi secara bersamaan tanpa kelihatan peralihan dari bidang studi ke bidang studi yang lain. Maka dari itu dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu adalah memalui ekplorasi topik. Dalam eksplorasi topik diangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran diawali melalui pembahasan seputar tema yang menarik di sekitar peserta didik, baru kemudian dikembangkan kepada konsep-konsep yang lebih luas.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema sebagai pengikat bidang studi-bidang studi yang lain, tema di sini adalah berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. bukan materi yang akan diajarkan.
Sehingga seorang anak belajar tentang semut bukan berarti anak belajar tentang semut yang identik dengan bidang studi IPA akan tetapi dengan menggunakan media semut anak akan belajar  bidang bahasa, Kognitis, dan Psikomotorik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema sebagai pengait beberapa kegiatan sehingga akan memberikan pengalaman bermakna terhadap anak sesuai dengan indikator yang diharapkan dalam pembelajaran. Kita semua tahu bahwa pengalaman yang bermakna akan melekat lebih lama dalam benak seorang anak, dari pada penjelalasan yang bertele-tele.
Ciri-ciri pembelajaran tematik
1.      Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sd
2.      Kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
3.      Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil  belajar dapat bertahan lebih lama
4.      Membantu mengembangkan keterampilan berfikir siswa,
5.      Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dilingkungannya dan
6.      Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Keuntungan dari pembelajaran tematik adalah
-          Dengan menggabungkan beberapa KD dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
-          Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan  tujuan akhir,
-          Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
-          Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,

C.     Menerapkan Pembelajaran Tematik dalam Dunia Madrasah Ibtidaiyah
Dalam menerapkan pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah banyak sekali guru yang merasa kebingungan, binging bagaimana memulai pembelajaran Tematik, bingung bagaimana cara menggabungkan mata pelajaran apakah harus semua digabungkan padahal kebanyakan Madrasai Ibtidaiyah belum menerapkan guru kelas,  bingung bagaimana mengatur jadwal pelajarannya,  ada yang binggung bagaimana cara mengevalusinya padahal disetiap akhir semester pasti akan ada ulangan umum akhir semester apakah tidak akan membuat siswa bingung untuk belajar, membuat orang tua kebingungan apa yang harus disiapkan untuk membantu belajar anaknya. Berangkat dari permasalah tersebut disini saya akan menguraikannya berdasarkan pemahaman yang saya dapat dari workshop Pembalajaran Tematik yang saya ikuti.
a)      Langkah-langkah Pembelajaran Tematik
1)      Menetapkan MP yang akan dipadukan
2)      Mempelajari SK/KD dan indikator pada kelas dan semester yang sama setiap MP
3)      Menetapkan Tema pemersatu
4)      Pemetaaan keterhubungan KD setiap MP dengan tema pemersatu
5)      Menyusun silabus dengan mengaitkan topik dan KD setiap MP
6)      Menyusun RPP

1)      Menetapkan MP yang akan dipadukan
Banyak orang berfikir kalau kita melaksanakan pembelajaran tematik kita harus memadukan semua mapel yang ada, karena para guru mengetahui dari beberapa buku tematik semua mapel dipadukan, dari semua Silabus Maupun RPP yang kita dapat semua mapel dipadukan. Padahal dalam mempraktekkan pembelajaran tematik kita tidak harus memadukan semua MP. Kita dapat memadukan beberapa MP yang hanya kita ampu saja.
 Contohnya :   BHS. Indonesia, PKn, dan Matematika.
IPA, IPS, dan Matematika
BHS. Arab, Al-Qur’an Hadist, dan Aqidah Akhlak
SKI, Fiqih, dan Al-Qur’an Hadist.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam  menggabungkan beberapa mapel melalui pembelajaran tematik diantaranya sebagai berikut :
·         Mengabungkan minimal dua mapel untuk diajarkan  secara tematik, sehingga tidak pelu memaksanak untuk mengabunggkan sebanyak mungkin mapel. Hal ini dilakukan untuk memudahkan guru dalam mengelola pembelajaran, agar pelaksanaannya sesuai dengan tujuannya yaitu terjadi konsep antar mapel
2)      Mempelajari SK/KD dan indikator pada kelas dan semester yang sama setiap MP
Setelah Kita Mendapatkan  Mapel yang kita akan padukan maka langkah selanjutnya adalah  Mempelajari SK / KD dan indikator  pada kelas dan semester yang sama setiap mapel agar kita bisa mengetahui karakteristik SK / KD dan relevansi antar SK dan KD

3)      Menetapkan Tema pemersatu
Dalam mementapkan tema pemersatu kita tidak harus mengikuti tema-tema yang ada di buku maupun literatur, kita bisa membuat tema sendiri, Seperti : Peristiwa, Hari-hari bersejarah. Kegiatan Sehari-hari, Permainan, Maulid Nabi, Isra Mi’raj dst.
4)      Pemetaaan keterhubungan KD setiap MP dengan tema pemersatu
adalah kita harus membuat Pemetaan keterhubungan SK dan KD kedalam Tema.  Caranya adalah dari ketiga mapel yang kita pilih kita salin SK dan KD kedalam tabel dibawah ini dan kita lihat keterhubungannya masuk kedalam tema mana :

Pemetaan Keterhubungan KD dan Indikator ke dalam Tema
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tema
Diri Sendiri
Hari Libur
Maulid Nabi
Trans-portasi
Dst.






















































Perlu diingat ketika dalam memetakan keterhubungan SK dan KD, kita menemukan ada KD yang tidak bisa di padukan kita tidak boleh memaksakannya untuk dipadukan, akan tetapi kita bisa mengalokasikan waktu untuk KD tersebut untuk di Sajikan tersendiri tanpa harus di buat dipadukan dalam Pembelajaran Tematik.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan dalam Pemetaan SK / KD adalah
·         Mengambil satu KD dari masing-masing mapel (yang dapat dikaitkan) untuk dijaringkan dengan suatu tema.
·         Mengambil satu KD dari masing-masing mapel, namun hanya beberpa indikator saja pada KD tersebut yang dijaringkan dengan suatu tema. Namun jangan khawatir bagaimana dengan  indikator-indikator yang  tidak kita ambil. Indikator yang tidak kita ambil dapat dikaitkan dengan tema lain yang telah kita buat. Artinya kita tetap akan menyajikan seluruh SK/KD dan Indikotor dalam seluruh pertemuan.
 
5)      Menyusun Jaring Tema
Untuk memudahkan kita dalam mengetahui keterikatan SK dan KD dalam suatu tema maka kita buat jaring tema. Dengan adanya jaring tema ini akan terlihat kaitan antara tema yang dipilih dengan KD dari beberapa mapel yang disatukan












 

6)      Menyusun silabus dengan mengaitkan topik dan KD setiap MP
Langkah selanjutnya adalah, menyusun silabus sesuai dengan tema yang telah kita petakan, dalam membuat silabus kita perlu membuat alur bahwasannya tema yang berisi materi yang lebih mudah atau dasar harus disajaikan dalam pertemuan yang lebih dulu. Pada Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) komponen dari silabus meliputi : Identias mata pelajaran atau tema, SK, KD, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, idikator pencapaian kompetensi, penilaian Alokasi Waktu dan Sumber belajar
 Format Silabus Pembelajaran Tematik           
Tema               : ..............................

Subtema         : ...............................

                         SK                   : ...............................

Matapelajaran
Kompetensi Dasar
Indikator
Kegiatan Belajar
Sarana /sumber
Penilaian
Alokasi Waktu
Bentuk
Teknik
Pendidikan Kewarganegaraan







Bahasa Indonesia







Matematika







IPA







IPS







SBK







Penjaskes








Tema               : Kebiasaan Sehari-hari
Sub Tema        : Bangun Pagi
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Kegiatan Belajar
Sarana / Sumber
Penilaian
Bentuk
Teknik
Bahasa Indonesia
Berbicara
2.  Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita dan deklamasi
3.1     Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita dan deklamasi

-           Membaca lancar isi teks pendek 10 sampai dengan 15 kalimat
-           Menulis contoh kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan hubungan saling tolong menolong di rumah dan sekolah

-           Membaca teks Pendek (10-15 kalimat) yang berisi kegiatan sehari-hari dari seorang anak (yang hidup rukun dan saling tolong menolong) dengan urutan waktu tertentu
-           Menyimpulkan isi teks pendek dengan kalimat sendiri

1.        Buku Teks Bahasa Indonesia
2.        Buku Teks Matematika
3.        Buku Teks Kewarganegaraan
4.        Model Jam
5.        Teks Pendek antara 10 sampai dengan 15 kalimat
Unjuk Kerja saat membaca dan menulis






Intrumen Penilaian
Kewarganegaraan
-       Membiasakan hidup gotong royong
1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di sekolah di rumah dan di sekolah (Kewarganegaraan)
-            
-           Menuliskan contoh kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan hubungan saling tolong menolong di rumah dan sekolah
-           Membahas Pengertian hidup rukun dan manfaat tolong menolong dalam suatu keluarga di rumah dan antar teman di sekolah
-           Mendata kegiatan peserta didik sehari-hari yang berkaitan dengan adanya hubungan saling tolong menolong baik dirumah maupun di sekolah

Unjuk Kerja saat membaca dan menulis

Matematika
Geometri dan pengukuran
1.         Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahaan  
2.1     Menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam (Matematika)
-           Membaca waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam
-           Menulis waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam
Mengenal pengukuran waktu dengan satuan jam dari kegiatan sehari-hari seorang anak mulai bangun tidur sampai tidur kembali dengan menggunakan model jam
Mengenal cara menuliskan waktu yang ditunjukkan jarum jam (satuan jam)
Mengisi lembar tugas (LT) yang berisi kegiatan anak sehari-hari

Unjuk Kerja saat membaca dan menulis


7)      Menyusun RPP
RPP merupakan Urian  dari silabu yang telah disusun Sebelumnya. Menurut Standar Proses, pada dasarnya RPP memuat komponen-komponen :
1)      identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas semester, alokasi waktu dan tema yang dipilih),
2)      SK dari beberapa mapel yang dipadukan,
3)      KD dan indikator dari beberapa mapel yang dipadukan,
4)      tujuan pembelajaran,
5)      materi ajar/pokok yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi,
6)      metode/strategi pembelajaran
7)      langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pembuka, kegiatan inti,
8)      dan penutup,
9)      alat/bahan/sumber belajar,
10)  penilaian.
Berikut ini diberikan contoh RPP yang bisa dijadikan bahan belajar.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Madrasah           :
Mata Pelajaran                         : 1. Bahasa Indonesia
  2. Kewarganegaraan
  3. Matematika

Tema                           : Kegiatan sehari-hari
Kelas/semester                         : II/1
Alokasi Waktu                         : 8 x 35 menit (2 kali pertemuan)

A.     Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia : Berbicara
2.  Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita, dan deklamasi
Kewarganegaraan
Membiasakan hidup gotong royong
Matematika : Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah
B.     Kompetensi Dasar
1.1.Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita dan deklamasi
1.2.Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di sekolah di rumah dan di sekolah (Kewarganegaraan)
1.1. Menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam (Matematika)
C.     Indokator Pembelajaran
-          Membaca lancar isi teks pendek 10 sampai dengan 15 kalimat
-          Menulis contoh kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan hubungan saling tolong menolong di rumah dan sekolah
-          Menuliskan contoh kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan hubungan saling tolong menolong di rumah dan sekolah
-          Membaca waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam
-          Menulis waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam
D.     Tujuan Pembelajaran
1.      Peserta didik dapat membaca lancar teks pendek yang berisi 10 sampai dengan 15 kalimat dengan lafal dan intonasi yang benar.
2.      Menuliskan isi teks pendek dengan kalimat sendiri
3.      Peserta didik dapat menuliskan contoh kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan hubungan saling tolong menolong di rumah.
4.      Peserta didik dapat menuliskan contoh kegiatan sehari-hari yang berkaitan denan hubungan saling tolong menolong di sekolah
5.      Peserta didik dapat membaca waktu yang ditujukan jarum jam yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari
6.      Peserta didik dapat menuliskan waktu yang ditunjukkan jarum jam yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari

E.      Materi Ajar
1.      Membaca lancar dan menyimpulkan isi teks pendek (10-15 Kalimat)
2.      Hidup rukun dan tolong menolong
3.      Pengukuran waktu dan satuan jam
F.      Metode pembelajaran : Ceramah, Pemberian tugas, tanya jawab, Praktek
G.     Kegaitan Pembelajaran
1.      Pembukaan
a.       Besama-sama menyanyikan lagu bangun tidur
b.      Pemberian motivasi dengan tanya jawab
c.       Guru  memberi pujian bila jawaban peserta didik benar dan memberikan semangat atau nasehat bila peserta didik menjawab salah atau bangun kesiangan
d.      Guru menyanyakan Kegaitan setelah bangun tidur dan kegiatan sehari-hari
2.      Kegiatan inti
a.       Guru memasang chart yang berisi kegiatan sehari-hari seorang anak lengkap dengan waktu pelaksanaan kegiatan. Dan membahasnya bersama peserta didk
b.      Guru menegaskan cara membaca jarum jam yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari seorang anak
c.       Guru  menjelaskan cara menulis dan membaca waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam.
3.      Penutup
a.       Peserta didik mengerjakan Lembar tugas yang berisi kegiatan sehari-hari seorang anak sesuai jarum jam
b.      Guru menegaskan cara membaca jarum jam yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari seroang anak.
c.       Guru memberikan PR yang berkaitan dengan waktu dan manfaat hidup rukun, saling tolong-menolong dalam keseharian anak.

H.     Penilaian
1.      Unjuk kerja peserta didik saat membaca teks pendek
Format Penilaian Ujuk Kerja Membaca Teks Pendek
NO
Nama Peserta didik
Aspek yang dinilai
Kriteria Penilaian
Kebenaran Membaca
Kelancara Membaca
Intonsasi
Lafal
Nilai yang dicapai















2.      Hasil Kerja Peserta didik dalam bentuk tulisan simpulan isi teks dengan kalimat sendiri
NO
Nama Peserta didik
Aspek yang dinilai
Kriteria Penilaian
Tulisan terbaca
Tulisan Bagus
Kalimat runtut
Kesimpulan benar
Total Nilai















I.        Alat dan sumber belajar
1.      Buku teks Bahasa Indonesia
2.      Buku Teks Matematika
3.      Buku Teks Kewarganegaraan
4.      Model Jam
5.      Teks Pendek antara 10 sampai dengan 15 kalimat
                                     




Lembar bacaan

Kegiatan sehari-hari
Dinda bangun tidur pukul 05.00
Setiap pagi dinda menolong ibu merapikan tempat tidur
Dinda membantu menyiapkan makan pagi
Pukul 06.00 dinda mandi dan tidak lupa menggosok  gigi
Dinda memakai pakaian sendiri
Di meja makan. Makanan sudah tersedia
Dinda makan pagi bersama ayah dan ibu
Sekarang dinda siap kesekolah diantar ayah
Sekolah dimulai pukul 07.00
Bila istirahat. Dinda dan temannya saling membagi bekalnya.
Mereka sangat akrab dan saling membantu

Lembar Tugas

Nama                              : ................
Kelas / Semester             : II/I
Alokasi Waktu               : 20 Menit


Tulislah Waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam di bawah ini










Pukul ................ WIB
Dinda Bangun Pagi
   




D.    Pengaturan Jadwal Pelajaran dalam Pembelajaran Tematik
Untuk memudahkan pembelajaran tematik terutama dalam pengaturan jadwal pelajaran. Maka perlu kiranya guru memahami bahwa kita tidak harus terpaku pada pada jadwal yang telah disajikan, contohnya Matematika Hari kamis dan Jum’at,  Bahasa Indonesia Hari Sabtu dan Senin, dan PKn Hari Rabu. berarti kita mengajarkan hari Kamis dan Jum’at Tema Matematika, Hari Sabtu dan Senin Tema yang berhubungan dengan Bahasa Indonesia, dan Rabu tema yang beruhubungan dengan Pkn, akan tetapi yang benar adalah kita bagi pembelajaran tersebut menjadi pertemuan. Sebab  adakalanya waktu yang digunakan untuk satu tema dalam pemebalajaran tematik hanya satu hari. Tapi ada yang memerlukan waktu beberapa hari, bahkan ada pula yang sampai satu atau dua minggu. Contohnya Tema Kegiatan Sehari-hari dengan Mapel Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan dan Matematika. Maka ketika Jadwal Bahasa Indonesia Hari Senin, digunakan pertemuan ke-1, dan Hari Rabu Pertemuan ke-2 dan Kamis Pertemuan Ke-3 dan Hari Jum’at Pertemuan Ke-3 dst. Berikut contohnya :

Kelas II
(30 JAM PELAJARAN)




JAM
WAKTU
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUM'AT
SABTU
1
07.00 - 07.35
Bhs.Inggris
Aqidah
Fiqih
Qurdis
Bhs.Jawa
Penjaskes
2
07.35 - 08.10
Bhs.Inggris
Aqidah
Fiqih
Qurdis
Bhs.Jawa
Penjaskes
3
08.10 - 08.45
Bhs.Indonesia
IPS
PKn
Matematika
Matematika
Bhs.Indonesia

08.45 - 09.15
ISTIRAHAT
ISTIRAHAT
4
09.15 - 09.50
Bhs.Indonesia
IPS
PKn
Matematika
Matematika
Bhs.Indonesia
5
09.50 - 10.25
Senbutket
IPA
Senbutket
IPA
Matematika
Bhs.Indonesia
Pembelajaran dengan Tematik

Kelas II
(30 JAM PELAJARAN)




JAM
WAKTU
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUM'AT
SABTU
1
07.00 - 07.35
Bhs.Inggris
Aqidah
Fiqih
Qurdis
Bhs.Jawa
Penjaskes
2
07.35 - 08.10
Bhs.Inggris
Aqidah
Fiqih
Qurdis
Bhs.Jawa
Penjaskes
3
08.10 - 08.45
Tematik P. 1
IPS
Tematik P.2
Tematik P.3
Tematik P4
Tematik P 5

08.45 - 09.15
ISTIRAHAT
ISTIRAHAT
4
09.15 - 09.50
Tematik P. 1
IPS
Tematik P.2
Tematik P.3
Tematik P 4
Tematik p 5
5
09.50 - 10.25
Senbutket
IPA
Senbutket
IPA
Tematik P 4
Tematik P 5

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Tematik ini adalah buku paket per mapel yang dimiliki siswa adalah sebagai referensi bukan sebagai alat pembelajaran artinya didalam kelas kita tidak lagi menggunakan buku mata pelajaran, akan tetapi kita menggunakan alat pembelajaran berupa lembar Kerja (LK) yang telah disusun oleh guru, dan yang  isi berhubungan dengan ketiga indikator mapel tersebut.


E.     Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik
Seperti yang kita ketahui bahwa untuk melakukan pembelajaran tematik, guru harus menyusun silabus tematik berdasarkan jarik tema yang telah dinyatakan bahwa silabus yang dikeluargak oleh BSNP dinyatakan bahwa silabus yang dibuat oleh guru atau kelompok guru harus pula memuat penilaian atau  sistem penilaiannya. Menurut Depdiknas penilaian dalam pembelajaran tematik adlah usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar. Oleh karenat itu program (sistem) penilaian hasil belajar disusun per KD. Sebagai tolak ukur pencapaian kompetensi. Maka guru dapat berpedoman pada indikator yang telah dikembangkan. Karena pemeblajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengaitkan KD dari beberapa mapel. Oleh sepab itu guru yang mengelola pembelajaran tematik juga harus menyiapkan perangkat penilaian dari beberapa KD yang berpedoman pada indikator yang telah dikembangkan dari KD berbagai mapel tersebut.
Pada pembelajaran tematik, penialaian bertujuan untuk mengkaji ketercapaian KD dan Indikator dari semua mapel yang terdapat dalam tema tersebut. Dengan demikian penilaian tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan KD dan indikator dari masing-masing mata pelajaran. Dengan kata lain kerena pembelajaran tematik terdiri dari beberapa mapel maka penialain yang dilakukan harus mencerminkan kemampuan peserta didik dari beberapa mapel yang dipadukan, sehingga nilai akhir pada Laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mapel yang terdapat pada struktur kurikulum MI, kelas I, II, dan II yaitu Meliputi, Al-Qur’an Hadist, Fiqih, Aqidah Akhlak, SKI, Bahasa Arab, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, Serta Muatan Lokal.

F.     Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema sebagai pengikat bidang studi-bidang studi yang lain, tema di sini adalah berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. bukan materi yang akan diajarkan.
Sehingga seorang anak belajar tentang semut bukan berarti anak belajar tentang semut yang identik dengan bidang studi IPA akan tetapi dengan menggunakan media semut anak akan belajar  bidang bahasa, Kognitis, dan Psikomotorik. Pembelejaran tematik bukanlah Proses pembelajaran yang mengajarkan materi perindikator secara bergantian, akan Pembelajaran tematik adalah Pembelajaran yang mengajarkan semua indikator dalam satu pembahasan sehingga tidak tampak adanya sekat antara mapel satu dengan mapel yang lain, bisa diumpamakan seperti jus yang perpaduannya menjadi satu rasa baru yang MIX, bukan menjadi es buah yang masih terkotak-kota.
Dalam memadukan mata pelajaran kita tidak harus memadukan seluruh mapel yang ada pada kelas tersebut, tetapi kita bisa memadukan mapel yang kita ampu saja. Sehingga tujuan dari pelaksanaan pembelajaran tematik bisa dilakukan. Dalam mementapkan tema pemersatu kita tidak harus mengikuti tema-tema yang ada di buku maupun literatur, kita bisa membuat tema sendiri, Seperti : Peristiwa, Hari-hari bersejarah. Kegiatan Sehari-hari, Permainan, Maulid Nabi, Isra Mi’raj dst. Dan untuk melaksanakan penilaian dalam pembelajaran tematik, kita harus lepas dari tema artinya soal yang dibuat tetap mengacu pada indikator yang ada dalam tema tersebut, sebagai contoh soal  1 s/d 10, maka soal 1 s/d 3 adalah indikator mapel Bahasa indonesia, soal 4 s/d  6 adalah indikator mapel PKn, dan soal 7 s/d 10 adalah indikator mapel matematika, sehingga hasil penilaian tersebut bila kita masukkan kedalam analisis penilaian, nantinya bisa dipilah-pilah dan dijadikan satu dalam kelompok mapelnya. Sehingga kita tidak akan kesulitan untuk memasukkan kedalam raport.


Jombang 23 Juni 2012
Peserta


Imam Bukhori, S.Pd.I